Jumat, 15 Januari 2010

Penelitian Psikolog Kanada:

Penelitian psikolog Kanada terbaru menunjukkan, makin banyak uang yang Anda sumbangkan menolong sesama, maka Anda makin bahagia!

 

Hidayatullah.com--Semakin besar uang yang dibelanjakan orang untuk menolong sesama, atau dalam rangka memberi hadiah untuk orang lain, maka si dermawan tersebut akan bertambah bahagia. Demikian hasil kajian Elizabeth Dunn, pakar psikologi dari  University of British Columbia, Vancouver, Kanada.

 

Rincian penelitian ini diterbitkan baru-baru ini di jurnal ilmiah terkemuka dunia, Science, volume 319, tanggal 21 Maret 2008. Dimuat di halaman 1687-1688, karya ilmiah mengejutkan itu terpampang dengan judul “Spending Money on Others Promotes Happiness” (Membelanjakan Uang untuk Orang Lain Meningkatkan Kebahagiaan).

 

Memenangkan undian atau kuis berhadiah uang miliaran barangkali merupakan simbol kebahagiaan. Namun, penelitian terkini tersebut menjungkirbalikkan ilmu ekonomi yang selama ini diajarkan turun-temurun tersebut.

 

Temuan itu menunjukkan, yang terpenting bukanlah jumlah uang yang kita punya, tetapi bagaimana kita membelanjakannya! Orang yang menyedekahkan uangnya untuk membantu mereka yang membutuhkan, atau berbelanja hadiah untuk diberikan kepada orang lain ternyata lebih bahagia daripada mereka yang menghamburkan uang untuk kepuasan diri sendiri.

 

Penelitian terkait sekitar 3 tahun sebelumnya memperlihatkan bahwa kaum kaya sedikit lebih bahagia daripada kaum miskin. Akan tetapi kaitan antara kekayaan dan kebahagiaan tersebut lemah, dan pakar ekonomi berusaha keras mencari penjelasan atas pertanyaan, misalnya, mengapa di Amerika Serikat warganya tidak menjadi lebih bahagia ketika harta benda mereka semakin berlimpah.

 

Demikian tulis Elsa Youngsteadt yang mengulas hasil penelitian Elizabeth Dunn itu di ScienceNOW Daily News, 20 Maret 2008 dengan judul “The Secret to Happiness? Giving”. (Rahasia Menuju Bahagia? Memberi). Hasil temuan yang sama ini dikupas oleh Brendan Borrell di majalah ilmiah kondang, Nature, di bawah judul “Money buys happiness. Especially if you give it away.” (Uang membeli kebahagiaan. Terutama jika Anda Menghadiahkannya).

 

Sang peneliti, pakar psikologi sosial, Elizabeth Dunn, dalam kajiannya ingin menemukan jenis pembelanjaan uang seperti apa yang sebenarnya membuat orang bahagia. Ia dan rekannya meneliti 109 mahasiswa universitasnya. Tidak heran, kebanyakan berkata bahwa mereka lebih bahagia dengan uang 20 dolar ketimbang hanya 5 dolar. Para mahasiswa itu menambahkan bahwa mereka akan membelanjakannya untuk diri sendiri ketimbang untuk orang lain.

 

Di sisi lain, Dunn dan timnya memberi 46 mahasiswa lain dengan amplop berisi uang 5 dolar atau 20 dolar, tapi tidak membiarkan mereka bebas memilih untuk apa uang tersebut akan dibelanjakan. Yang dilakukan peneliti itu adalah menyuruh mereka membelanjakan uang itu untuk hal-hal tertentu.

 

Menariknya, mahasiswa yang mengeluarkan uang untuk amal kemanusiaan atau membeli hadiah untuk orang lain pada akhirnya lebih bahagia dibandingkan mereka yang membelanjakan untuk kepentingan pribadi, seperti melunasi rekening atau bersenang-senang.

 

Ternyata fenomena ini tidak berlaku untuk kalangan mahasiswa saja. Kelompok penelitian Dunn juga melakukan jajak pendapat pada 16 karyawan di sebuah perusahaan di Boston sebelum dan sesudah mereka mendapatkan bonus dengan beragam besaran. Selain itu Dunn dan rekannya mengumpulkan data tentang gaji, pengeluaran, dan tingkat kebahagiaan dari 632 orang di seantero Amerika Serikat.

 

Kesimpulannya sungguh menarik. Di kedua kelompok orang tersebut, kebahagiaan ternyata ada hubungannya dengan jumlah uang yang dikeluarkan untuk orang lain daripada jumlah absolut bonus atau gaji.

 

Hasil temuan ini “membenarkan dugaan kami lebih kuat daripada yang berani kami impikan,” kata Dunn. Pengaruh membelanjakan uang demi kebaikan orang lain mungkin mirip olah raga yang memiliki pengaruh seketika maupun dampak jangka panjang, papar Dunn sebagaimana ditulis Elsa Youngsteadt.

Satu kali memberi mungkin menjadikan seseorang bahagia dalam sehari, tapi ketika kebiasaan memberi ini menjadi sebuah cara hidup, dampak kebahagiaan itu bisa menjadi sangat lama, papar Dunn.

 

Yang tak kalah menarik, di akhir tulisan ilmiahnya, sang pakar, Dunn, berharap bahwa temuannya itu suatu saat bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan dalam menganjurkan sikap kedermawanan kepada warganya yang mengabaikan manfaat sikap positif ini. Menurutnya, hal ini dalam rangka menciptakan warga negara yang cenderung memberikan harta mereka untuk kebaikan orang lain, sehingga bertambahnya kekayaan warga beriringan dengan semakin meningkatnya kebahagiaan warga negeri tersebut.

 

Pakar ekonomi Andrew Oswald dari University of Warwick, Inggris, menganjurkan bahwa hasil kajian ini perlu dikukuhkan lebih lanjut dengan memperbesar jumlah orang yang diteliti, hingga mendekati 1000 orang, agar kesimpulannya benar-benar meyakinkan. Terlepas dari itu, Oswald berujar bahwa hasil penelitian Dunn bakal mengejutkan kebanyakan pakar ekonomi. Sebab selama ini mereka beranggapan bahwa membelanjakan uang untuk diri sendiri memberikan kebahagiaan terbesar.

 

“Ini adalah hasil temuan yang membuat penasaran yang tidak akan Anda temukan di 101 buku pelajaran Ekonomi,” kata Oswald. (cs/ScienceNOW Daily News/www.hidayatullah.com]

Rabu, 11 Maret 2009

Cara Membangkitkan KEKUATAN INTUISI... ‎


(diambil dari kiriman teman)

Pada bab ini saya ingin mengatakan kepada Anda, bahwa Anda bisa mempunyai ‎‎"intuisi bisnis" - seperti umumnya seorang entrepreneur atau pengusaha. Anda pasti ‎tahu, seorang entrepreneur seakan-akan tidak pernah kehabisan ide-ide, serta terkesan ‎punya intuisi bisnis yang bagus. Karena jika tanpa kemampuan intuisi itu, seorang ‎entrepreneur pasti akan banyak mendapat kegagalan di dunia bisnis - dan bisa saja ‎gagal terus. Anda pun sebenarnya bisa memiliki intuisi bisnis yang bisa Anda lakukan ‎untuk kesuksesan Anda.‎


Bagaimana caranya agar kita mendapatkan wawasan intuisi? Para peneliti tentang ‎otak dan pikiran sudah menemukan bukti fisik tentang kekuatan pikiran pada waktu ‎mereka memetakan bagian-bagian otak yang berbeda. Sekarang ini sudah disetujui ‎secara luas, bahwa fungsi intuisi selalu disertai dengan kinerja belahan otak kanan; ‎yang merasakan informasi holistik, berupa lambang, gambar-gambar atau kiasan-‎kiasan. Sedangkan fungsi logika analitik selalu disertai dengan kinerja belahan otak ‎kiri; yang merasakan informasi logika, bentuk linier garis lurus, yang secara ‎berangkai memproses satu keping informasi secara bersamaan.‎


Dari penelitian para ahli sudah disepakati bahwa jika seseorang bisa mengkondisikan ‎otak nya pada sebuah pancaran "gelombang alpha", berkisar pada frekuensi 10 sampai ‎‎15 Hertz per detik, maka pikiran seseorang itu akan menjadi tenang dan rileks. Pada ‎kondisi tersebut akan terjadi suatu reaksi lanjutan berupa aktifnya bagian otak sebelah ‎kanan.‎


Kondisi inilah yang dibutuhkan untuk awal pemberdayaan dan pengembangan ‎kemampuan otak kanan; yang pada gilirannya akan membantu untuk meningkatkan ‎kekuatan intuisi kita. Tanpa kondisi frekuensi sekitar 10 sampai 15 Hertz per detik ‎tersebut, pemberdayaan otak kanan akan sia-sia dan informasi tetap saja diserap ‎secara otomatis ke dalam karakter otak kiri.‎


Mengembangkan otak kanan bukan berarti menyerang atau menghilangkan fungsi ‎otak kiri yang rasional dan matematis itu. Pembelajaran mengembangkan kemampuan ‎otak kanan secara intensif akan melengkapi cara berpikir seseorang, sehingga pola ‎berpikirnya menjadi seimbang. Dalam jangka panjang, hal itu akan meningkatkan ‎kualitas kehidupan yang positif dan dinamis bagi pribadi maupun lingkungannya.‎


Menurut Leonard Slain, dalam bukunya Art and Physic tahun 1991; perbedaan antara ‎seorang artis seniman dan seorang ahli fisika terlihat dari caranya menganalisa ‎persamaan matematika. Keduanya mungkin terlihat memandang sesuatu yang sama, ‎tetapi mereka menginterpretasikan hal itu dengan cara berbeda; si seniman dalam ‎bahasa lambang gambar dan kiasan-kiasan, si fisikawan dalam bahasa matematis. ‎Sang seniman cenderung lebih menggunakan belahan otak kanannya, yang ‎bertanggung jawab terhadap imajinasi kreatifnya, dan lebih banyak memakai ‎kekuatan intuisinya untuk setiap aktivitas kerjanya. Sedangkan fisikawan lebih ‎menggunakan belahan otak kirinya, berpikir dengan logika analitik.‎


Imajinasi kreatif, yang merupakan bagian dari karakter otak kanan adalah salah satu ‎hal baik, tapi jarang sekali digunakan sebagian besar orang selama hidupnya. ‎Andaipun itu digunakan, biasanya hanya faktor kebetulan semata. Hanya sebagian ‎kecil orang menggunakan imajinasi kreatif tersebut dengan sengaja dan ditempatkan ‎di pemikirannya.‎


Kalau tindakan otak dirangsang secara terus menerus, lewat impuls-impuls pemikiran ‎imajinasi positif dan disertai dengan perasaan emosi jiwa; maka akan berpengaruh ‎mengangkat orang tersebut jauh di atas cakrawala pemikiran biasa, dan terjadi ‎aktivasi dari otak kanan; sehingga memungkinkannya bisa memiliki wawasan, ruang ‎lingkup waktu dan kualitas yang tidak mungkin dicapai pada bidang pemikiran lebih ‎rendah, seperti pikiran rutinitas.‎


Pada dasarnya, menggunakan teknik pikiran dengan kekuatan imajinasi kreatif ini dari ‎bagian karakter otak kanan adalah agar kita menjadi semakin akrab dengan intuisi. ‎Jika individu tersebut sudah mencapai tingkat pemikiran lebih tinggi ini, maka ‎otomatis kemampuan pikiran kreatif diberi kebebasan untuk bertindak; imajinasi ‎kreatif akan berperan langsung; dan jalan sudah dibuka agar indera ke enam bisa ‎berfungsi.‎


Dan semakin sering Anda bergantung kepada kemampuan kreatif dari otak kanan ini, ‎maka Anda akan mendesakkan kemampuan tersebut untuk impuls pemikiran Anda. ‎Pada gilirannya, Anda akan semakin cepat tanggap terhadap suatu "intuisi", yang ‎akan mengarahkan tindakan-tindakan Anda selanjutnya.‎


Menurut para ahli peneliti, suatu pemikiran bersifat seperti arus listrik, yang mengalir ‎dari sel ke sel di dalam otak dan melewati sejumlah reaksi kimia. Sekarang sudah ada ‎peralatan elektroda (Electroencephalographic) untuk melihat gelombang otak pada ‎saat berpikir dan membayangkan sesuatu.‎


Jadi Anda dapat melihat terjadinya perubahan pada gelombang otak, pada saat ada ‎perubahan pemikiran dan membayangkan sesuatu. Kemudian jika Anda dapat ‎meningkatkan reaksi kimia pada hubungan diantara urat syaraf di dalam otak, maka ‎Anda dapat mempercepat daya pikir selanjutnya.‎


Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan kekuatan pikiran imajinasi kreatif dalam ‎memvisualisasikan pikiran Anda; sehingga akan meningkatkan proses biokimiawi di ‎dalam otak Anda, dan pada gilirannya menyebabkan kondisi pikiran akan menjadi ‎‎"lebih intuitif". Pikiran akan lebih cepat tanggap terhadap ide atau gagasan dalam ‎keadaan pemikiran lebih tinggi; yang tidak bisa dicapai individu dalam keadaan ‎pikiran biasa.‎


Singkatnya, dengan cara mengubah fungsi biokimiawi dan elektrika sel-sel di dalam ‎otak dengan pemikiran-pemikiran imajinatif, maka potensi-potensi kreatif akan dapat ‎kita keluarkan dan kita manfaatkan.‎


Kekuatan intuisi atau sering disebut "indera ke enam" ini merupakan sebuah ‎kemampuan yang membedakan antara individu jenius dan individu biasa-biasa saja. ‎Anda akan mendapatkan banyak sekali manfaat dari indera ke enam. Melalui indera ‎ke enam (intuisi), Anda akan mendapat peringatan tentang ancaman bahaya tepat pada ‎waktunya; agar dapat menghindarinya; dan Anda akan diberitahu mengenai ‎kesempatan pada waktunya, agar Anda bisa menangkapnya.‎


Gagasan yang diterima lewat kemampuan imajinasi kreatif, jauh lebih bisa ‎diandalkan; sebab datang dari sumber kekuatan tak terbatas, dibandingkan jika itu ‎berasal dari kemampuan pertimbangan akal logika saja.‎


Sebenarnya ada banyak cara untuk menggali dan mengembangkan kekuatan intuisi ‎untuk bisnis Anda. Jika Anda percaya dan yakin, segera lakukanlah hal-hal berikut ‎ini, untuk mengasah dan mengembangkan intuisi Anda:‎



Pertama, cobalah untuk mengingat-ingat darimana gambaran-gambaran, ide-ide, ‎wawasan, firasat atau "ilham" Anda, yang muncul pada waktu itu. Kadang-kadang, ‎kita tiba-tiba mendapatkan ide-ide atau gambaran ke depan, yang pada saat ini belum ‎kita jalani. Ingatlah waktunya, prosesnya dan periksalah kejadian tersebut. Anda dapat ‎menetapkan bagaimana perasaan saat itu, pertandanya atau gambarannya. Pusatkan ‎perhatian pada bagaimana rasanya.‎


Ke dua, catatlah adanya suatu desakan apa? Yang Anda rasakan sangat mendorong ‎Anda untuk melakukan sesuatu. Dan tanggapilah itu berdasarkan apa yang diarahkan ‎oleh energi yang Anda rasakan tersebut.‎


Ke tiga, cobalah ceritakan pengalaman Anda tentang datangnya gambaran-gambaran ‎firasat itu kepada orang lain, jangan Anda simpan sendiri pengalaman intuisi Anda. ‎Bentuklah sebuah perkumpulan dari teman-teman Anda yang sepaham dengan Anda ‎untuk berbagi pengalaman intuisi ini.‎


Ke empat, dengarkanlah dan bacalah pengalaman orang lain; jangan Anda remehkan ‎atau Anda menganggapnya "angin lalu" cerita orang tentang hal-hal bersifat intuisi, ‎firasat ataupun hal gaib. Cobalah memahami pengalaman orang lain, karena seringkali ‎cerita pengalaman dari orang lain itu mengandung sebuah intuisi bisnis bagi Anda. ‎Anda bisa memanfaatkannya.‎


Ke lima, seringlah melakukan dzikir "Laa ilaha illallah" dengan penghayatan khusuk, ‎dan mengingat kebesaran Allah SWT yang menciptakan bumi dan seisinya ini. Dan ‎yakinlah bahwa Allah pasti akan membantu Anda, jika Anda mempercayaiNya. ‎Ingatlah firman Allah di sebuah Hadits ini: "Aku adalah sebagaimana yang ‎diprasangkakan (dipikirkan) hambaKu kepadaKu". Jadi selalu berprasangkalah ‎‎(berpikirlah) yang baik-baik kepada Allah, maka Allah akan baik ke kita. Allah SWT ‎selalu bersama hambaNya yang percaya kepadaNya. Jadi kalau Anda sudah selalu ‎merasa bersama Tuhan; tidak ada sesuatupun yang akan bisa menghalangi Anda. ‎Tiada Tuhan selain Allah. Maha suci Allah dengan segala firmanNya. ‎


Ke enam, Anda bisa membangkitkan, melatih dan mengasah serta memanfaatkan ‎kekuatan intuisi Anda lewat berbagai teknik meditasi, yang sudah saya bahas pada ‎bab terdahulu di Blog Saya ini.‎


Adalah suatu fakta, bahwa manusia bisa menerima suatu pengetahuan akurat melalui ‎sumber-sumber selain kelima panca indera fisik yang sudah kita kenal. Pengetahuan ‎seperti itu biasanya dapat diterima, pada saat pikiran berada dalam kondisi di bawah ‎rangsangan luar biasa. Suatu keadaan darurat apapun itu, yang membangkitkan emosi ‎dan menyebabkan jantung kita berdenyut lebih cepat dibandingkan keadaan normal; ‎maka hal itu biasanya akan memicu bangkitnya kekuatan luar biasa dari "indera ke ‎enam".‎


Anda sebenarnya bisa belajar mengenali adanya sinyal-sinyal intuisi tersebut. ‎Biasanya sinyal-sinyal peringatan intuisi itu bisa berupa:‎


Pertama, seperti peringatan awal, dalam bentuk suara hati, gambaran-gambaran, suatu ‎sensasi yang terasa janggal atau adanya sebuah perasaan halus yang sepertinya ‎menyatakan bahwa akan terjadi atau telah terjadi hal-hal yang tidak pada tempatnya ‎dan tidak semestinya atau sesuatu kebohongan tengah berlangsung.‎

Ke dua, sinyal peringatan itu akan terus berlangsung berulang-ulang dalam bentuk ‎samar-samar, tetapi dengan tekanan yang lebih kuat namun halus. Pada saat Anda ‎menerima sinyal-sinyal peringatan semacam tadi, sebaiknya jangan diabaikan begitu ‎saja; tanyakan lebih dulu kepada diri Anda dan rasakanlah dengan perasaan dan emosi ‎mendalam. Jika hal itu berhubungan dengan suatu intuisi, maka Anda pasti akan bisa ‎menemukan maknanya.‎


Setiap individu yang pernah hampir celaka dalam suatu peristiwa, pasti tahu dan ‎pernah merasakan bantuan dari indera ke enam ini, seakan-akan ada suatu tuntunan ‎yang tak terlihat, yang menyelamatkan dirinya dari mara bahaya gawat itu. Intuisi ‎indera ke enam kita bisa menghadirkan semacam mukjizat.‎


Kekuatan intuisi dapat menjadi sarana yang bermanfaat, jika dikembangkan dan ‎diberi perhatian khusus. Sekali Anda dapat membuka jalan ke arah sana, intuisi akan ‎bertindak sebagai penunjuk arah jalan Anda, dan dapat menunjukkan tanda bahaya di ‎sepanjang perjalanan; yang menjadi tanda ke arah mana yang harus dituju, masalah ‎apa yang harus dihindari; atau apa yang harus dilakukan sebagai persiapan, agar dapat ‎beradaptasi dan menyelesaikan masalah dengan sukses.‎


Selamat melatih dan mengasah kekuatan intuisi Anda, sehingga intuisi Anda bisa ‎benar-benar bermanfaat bagi kehidupan Anda, untuk karir, bisnis maupun ‎kebahagiaan keluarga Anda sendiri...serta bisa membuat lingkungan di sekitar Anda ‎selalu ceria bergembira.‎